Kelola Limbah dengan Kulit Pisang dan Enceng Gondok

Kelola Limbah dengan Kulit Pisang dan Enceng Gondok
Arvianto Nugroho, Fahmi Riza Pahlevi, dan Rizki Wahyu. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Tiga mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS Arvianto Nugroho, Fahmi Riza Pahlevi, dan Rizki Wahyu Ismadani menemukan solusi inovatif untuk mengatasi problem urban tersebut. Solusinya cukup memanfaatkan kulit pisang dan enceng gondok. 

Rizki menjelaskan, pengolahan limbah dengan kulit pisang dan enceng gondok dinamakan metode musasi. Yakni, akronim dari Musa paradisiaca (kulit pisang) dan Eichhornia crassipes (enceng gondok). "Dua bahan tersebut sangat ekonomis dan efisien," katanya. 

Menurut dia, enceng gondok memiliki banyak manfaat. Selain mampu menyerap warna dan bau limbah industri logam, enceng gondok sanggup bertahan hidup di air keruh sehingga bisa dimanfaatkan sebagai media penyaringan. "Bahkan, juga bisa menyerap logam berat," ujarnya. 

Bagaimana kulit pisang? Kulit pisang merupakan salah satu bahan yang terbilang baru dalam metode pengolahan limbah. Salah satu fungsinya, menyerap logam berat secara maksimal. Sebab, di dalam kulit pisang, terkandung atom nitrogen, sulfur, dan bahan-bahan organik. Juga terdapat asam carboxylic yang dapat mengikat logam dalam air. "Selama ini kulit pisang dianggap sebagai limbah yang tidak bermanfaat. Padahal, dapat memiliki manfaat sangat bagus," jelasnya. 

Rizki menuturkan, kulit pisang dan enceng gondok bahkan bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). 

Rizki menjelaskan, gagasan tersebut muncul karena keprihatinan terhadap pembuangan limbah ke sungai tanpa pengolahan yang baik. Apalagi, air sungai masih menjadi salah satu bahan baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Dampak limbah industri logam itu sangat merugikan ," ungkapnya. (ayu/c20/roz) 
Berita Selanjutnya:
ITS Tampung Mahasiswa Untad

Rizki menuturkan, kulit pisang dan enceng gondok bahkan bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News