Keluarga PMI yang Tewas di Suriah Menduga Korban Dianiaya Majikan

Pihak keluarga meyakini Sri meninggal bukan karena mengalami kecelakaan. Luka terbuka dan pendarahan pada otak di kepalanya itu bukan akibat terbentur tangga, melainkan akibat kepala Sri dipukul oleh panci oleh majikannya. Maka dari itu, pihak keluarga meminta keadilan atau segera pulangkan jenazah Sri ke kampung halamannya agar bisa dimakamkan.
Sementara, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi Jejen Nurjanah mengatakan baru menerima informasi adanya kasus ini, karena pihak keluarga korban belum melapor kepada SBMI.
Namun demikian, pihaknya akan tetap memberikan bantuan khususnya dalam upaya mempercepat pemulangan jenazah pekerja migran itu. Selain itu, SBMI mulai berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Pemkab Sukabumi, Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Damaskus.
Seperti diketahui, Sri berangkat ke Suriah pada 2022 dan hanya berpamitan kepada suami dan ibu angkatnya. Pekerja migran ini, baru mengabarkan kondisinya kepada keluarga di kampungnya setelah delapan bulan bekerja di Suriah dan dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (19/9).
Sebelum menjadi pekerja migran di Suriah, Sri pernah bekerja di Arab Saudi selama dua tahun diduga dari 2010-2012. Setelah habis kontrak pulang ke Sukabumi kemudian pada 2013 bekerja menjadi buruh pabrik selama enam tahun dan harus dipecat pada 2019 karena saat itu terjadi pandemi COVID-19. (antara/jpnn)
Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) bernama Sri Erni Juniarti tewas di Suriah. Dia diduga menjadi korban penganiayaan.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- Budayakan Berbagi, TIKI Gelar Donor Darah
- 45 PMI Dipulangkan dari Malaysia Melalui Pelabuhan Dumai, Ada yang Sakit Kulit
- Ahli Waris PMI yang Meninggal di Korsel Dapat Santunan Rp 85 Juta
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan