Keluh Kesah Tim Evakuasi Sukhoi yang Bekerja Sama dengan Tim SAR Rusia
Tak Kuat Mendaki, Minta Dijemput Helikopter
Rabu, 16 Mei 2012 – 00:16 WIB

DEBAT: Ketua Tim Gabungan Evakuasi dan Penyelamatan SSJ 100, Kol Inf A.M.Putranto, saat berdebat dengan perwakilan Rusia. Foto: Abe/Radar Bogor/JPNN
Selain itu, kini listrik milik sekolah digunakan tim SAR Rusia untuk menghidupkan peralatan elektronik dan penerangan empat tenda mereka. Padahal, mereka sudah membawa lebih dari dua pembangkit tenaga listrik. Pemakaian listrik yang sangat besar mengakibatkan saklar sekolah naik turun (mati). Apalagi saat malam tiba. Lebih dari lima kali Madun mesti mondar-mandir menyalakan saklar agar listrik kembali terang.
"Saya tidak keberatan, tapi siapa nanti yang bertanggung jawab atas kerusakan dan tagihan listrik ini?" tanya Madun.
Terkait dengan aktivitas belajar mengajar, empat tenda SAR Rusia di lapangan upacara juga dianggap cukup mengganggu. Kemarin para siswa tak bisa melakukan upacara bendera Senin. Konsentrasi belajar siswa juga terganggu oleh hilir mudik helikopter. Lebih parah lagi, salah satu ruang kelas SMPN 1 Cijeruk dibuat jamban darurat oleh pasukan Rusia.
Dengan kondisi itu, mau tidak mau pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya. "Pihak sekolah meliburkan para siswa untuk belajar di rumah," kata Kepala SMPN 1 Cijeruk Abdul Rozak.
Selama proses evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 yang celaka di Gunung Salak, Bogor, tim evakuasi gabungan Indonesia harus bekerja sama dengan tim
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu