Kemasan Sachet jadi Salah Satu Penyumbang Sampah Plastik Terbesar

Pertama, metode dengan jaring atau penangkapan (catching), kedua itu drafting (pencatatan), ketiga pakai barcode scanning, keempat metode trash boom (penjebak sampah), dan kelima adalah foto sampah.
“Itu cara kita untuk mengumpulkan sampah dan mendata sampah itu. Kita juga mengidentifikasinya mulai dari mereknya, asal produsennya, tipe layers atau lapisan plastiknya, tipe produk sama material plastiknya,” tuturnya.
Dia memaparkan dari 25.733 sampah plastik yang berhasil dikumpulkan, kemasan plastik (sachet) mendominasi dan itu mengidentifikasi produsen pencemar terbesar.
Riset lain dilakukan oleh Sungai Watch sebuah lembaga peduli lingkungan asal Bali.
Pada riset itu, Sungai Watch menyebutkan enam persen dari sampah plastik di wilayahnya adalah sachet.
Hal itu diketahui dari hasil penjaringan sampah yang dilakukan di sungai-sungai yang ada di Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur sepanjang 2023.
Ditemukan 91.667 item sachet pada lokasi audit yang berhasil terjaring di sungai-sungai yang ada di Bali dan Banyuwangi.
Adapun pengauditan sampah ini dirangkum dalam sebuah laporan berjudul 'Sungai Watch Impact Report 2023'.
Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada 2023 menyatakan telah melakukan penelitian hampir dua tahun terkait kemasan sachet mulai dari Maret 2022
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- SWI dan IPR Luncurkan Studi Indeks Daur Ulang Plastik
- Wali Kota Bandung Temukan Pungli Pengelolaan Sampah Pasar Gedebage
- Farhan Sidak, Lalu Sampaikan Solusi Tumpukan Sampah di Pasar Gedebage