Kembali Menulis soal Pembunuhan, Dahlan Iskan: Bukan Akibat Tembak-menembak
Saat terbunuh pada Minggu pagi, tokoh asli Mesir tersebut sedang berada di balkon lantai dua, di teras sebuah rumah yang mewah.
Dijelaskan bahwa rumah persembunyian pria 71 tahun itu berada di pusat keramaian ibu kota, Kabul.
"Saat terbunuh Minggu pagi lalu dia genap sepuluh tahun menjadi panglima tertinggi Al Qaeda. Yakni setelah Osama bin Laden terbunuh di tahun 2011," lanjut Dahlan dalam tulisannya.
Dia lantas membandingkan pembunuhan Al Zawahiri dengan Osama yang disergap pasukan elite Amerika di tengah malam di sebuah rumah di Pakistan timur laut.
Waktu itu sudah ada pemikiran Osama juga akan diburu dengan drone, pesawat nirawak yang ada saat itu belum secanggih sekarang.
Sementara, drone R9X Hellfire yang mengejar Al Zawahiri itu baru diproduksi tahun 2017.
"Namun, dari segi dramatisasi memang lebih dramatis saat penggerebekan Osama. Dramanya lebih seru," dikutip dari tulisan itu.
Dahlan menggambarkan bahwa tewasnya Ayman Al Zawahiri terjadi dengan sangat sepi dan dingin, tidak ada ledakan apalagi kerusakan bangunan.
Dahlan Iskan kembali menulis soal pembunuhan pada laman Disway edisi Jumat (5/8). Kali ini bukan akibat tembak-menembak, tetapi dihabisi dengan senjata hebat.
- Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis Bikin Gempar, Apa Motifnya?
- Catch Kill
- Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Sempat Kirim Uang kepada Ibunya
- Sahroni Apresiasi Kecepatan Polisi Mengungkap Kasus Mayat Wanita dalam Koper
- Pelaku Pembunuhan di Lampung Barat Ternyata Masih Kerabat
- Bocah di Sukabumi Tewas Dibunuh dan Disodomi, Pelakunya Tak Disangka