Kembalinya Anak Pengungsi Khmer Merah
Pulang sebagai Komandan Kapal
Senin, 06 Desember 2010 – 12:22 WIB
"Kunjungan saya ini tidak akan mampu menghapuskan rasa bersalah dalam hati saya karena meninggalkan Kamboja sesaat sebelum rezim Khmer Merah membantai rakyat," ujarnya kepada Associated Press. Sampai saat ini pun, dia mengaku masih sangat berduka atas tewasnya lebih dari 1,7 warga sipil di tangan rezim bengis tersebut. Termasuk, sang ayah yang konon dipenggal kepalanya oleh pejabat Khmer.
Baca Juga:
Di sisi lain, dia merasa bersyukur bisa menikmati kemerdekaan dan menjalani hidup normal tanpa penindasan. Keberuntungan di masa kecil itulah yang pada akhirnya membuat Misiewicz kembali bertemu dengan ibu dan saudara-saudara kandungnya. Juga, membuatnya mampu menilik kembali tanah kelahirannya. "Semua itu sudah berlalu. Sudah lama perang dan penindasan berakhir. Kamboja harus bangkit," katanya.
Optimisme yang sama dipaparkan adik Misiewicz, Rithy Khem. "Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kami bersyukur, Tuhan mempersatukan kami kembali dan kami masih diberi kesempatan untuk bisa berkumpul sebagai keluarga," paparnya dalam wawancara terpisah. Kini, Misiewicz bersama ibu dan tiga saudara kandungnya menetap di Kota Austin, Travis County, Negara Bagian Texas. (hep/dos)
SIHANOUKVILLE - Impian Michael Misiewicz terwujud. Setelah 37 tahun meninggalkan tanah kelahirannya, komandan 43 tahun tersebut tiba kembali di Kamboja
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas