Kemenhub Lakukan Audit Khusus Terhadap Merpati

Kemenhub Lakukan Audit Khusus Terhadap Merpati
Kemenhub Lakukan Audit Khusus Terhadap Merpati
Keputusan menggrounded pesawat MA 60 untuk sementara pernah dilakukan Kemenhub pada Juni 2009. Hal ini dilakukan?setelah ditemukan kerusakaan (crack) pada rudder (sayap belakang) MA-60. "Pernah untuk kasus crack, kita suruh grounded dulu. Kalau untuk kasus terbaru (kecelakaan), tidak bisa terburu-buru. Soalnya pesawat ini sebelumnya laik dan layak terbang," cetusnya.

     

Ditegaskannya, pesawat tipe MA-60 sebenarnya tergolong handal untuk penerbangan di rute Papua walau tidak semua area di kawasan itu bisa dimasukinya karena badannya yang agak besar. "Jika berbicara ingin masuk semua rute di Papua, jenis Twin Otter memang lebih cocok karena bisa masuk di kota kecil dan besar. Tetapi kalau mau melayani kota Kaimana, MA-60 itu memenuhi syarat," tuturnya.

     

Herry menambahkan, walau pesawat itu produk Tiongkok namun tidak semua komponennya hasil pabrikan dari negara itu. Misalnya, mesin berasal dari Kanada, Pratt & Whitney. Mesin ini setara dengan yang digunakan oleh pesawat tipe ATR 42. Propeller buatan Hazell, begitu juga dengan perangkat avionic lainnya. "Pabrikan Tiongkok itu hanya membuat rangka," kata dia.

     

Selanjutnya dikatakan, untuk setiap pesawat baru yang datang dari pabrikan tersebut selalu dilakukan pemeriksaan oleh Kementerian Perhubungan agar mendapatkan Surat Tanda Kelaikan Udara dengan mengacu pada Type Sertification? yang dikeluarkan pada 2005 lalu. "Tentunya kita tidak akan main-main dalam menjamin keselamatan penerbangan," tambahnya.

     

JAKARTA - Kementerian Perhubungan sedang melakukan pemeriksaan khusus (special audit) terhadap PT Merpati Nusantara Airline terkait kecelakaan serius

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News