Kementan - FAO Tingkatkan Kewaspadaan Munculnya PIB

Kementan - FAO Tingkatkan Kewaspadaan Munculnya PIB
Kerja sama Kementan dan FAO ECTAD. Foto: Humas Kementan

“Kehadiran berbagai pemangku kepentingan lintas sector diharapkan dapat memberikan masukan untuk pengayaan, melahirkan kolaborasidan juga mempererat koordinasi yang sudahberjalan.” ucapnya.

Lebih lanjut disampaikan, beberapa pencapaian yang telah dilakukan Kementan bersama dengan FAO ECTAD Indonesia dan Lembaga-lembaga lain, salah satunya melalui penunjukan empat wilayah proyek percontohan di Bengkali (Riau), Ketapang (Kalimantan Barat), Boyolali (Jawa Tengah) danMinahasa (Sulawesi Utara) dalam mencegah dan mengendalikan PIB dan zoonosis dengan pendekatan ‘One Health).

Pencapaian lain adalah kolaborasi lintas sektor, antara Kementan dan Kemenkes dalam mengendalikan resistensi antimikroba dengan mengurangi penggunaan antibiotic pada hewan ternak, dan meningkatkan praktik biosekuriti.

“Tidak hanya kegiatan yang melibatkan para pemangku kepentingan, kami juga mengajak media berperan aktif mengedukasi masyarakat melalui kegiatan media fellowship. Kami memberikan pembekalan kepada media mengenai informasi-informasi yang benar terkait ancaman pandemik,”tambahnya.

Fadjarjuga menekankan, perlu adanya sinkronisasi definisi-definisidari terminologi dalam Undang-Undang terutama definisi wabah dan penanganannya dalam keadaan darurat. Menurutnya BNPB mempunyai sumberdaya yang fleksibel yang dapat dimanfaatkan dalam mengelola wabah penyakit yang dikategorikan sebagai bencana non alam.

“Ini merupakan bentuk peluang yang baik yang perlu dikoordinasikan dalam pemanfaatannya”, ujarnya.

Selainitu, terkait isu AMR yang sudah menjadi isu global, Fadjar Sumping menyampaikan bahwa Indonesia telah menerapkan pelarangan penggunaan AGP yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Namun, dalam pelaksanaannya peternak masih beranggapan bahwa pelarangan tersebut justru berdampak pada penurunanproduksi, sehingga perlu menjadi perhatian bersama terutama dalam meningkatkan kegiatan sosialisasi ketingkat peternak agar mempunyai persepsi yang sama.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama FAO ECTAD Indonesia terus menggalakkan berbagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan munculnya PIB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News