Wujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan

Kementan-PERTETA Sinergi Mengembangkan Mekanisasi

Kementan-PERTETA Sinergi Mengembangkan Mekanisasi
Pembicara pada acara Focus Group Discussion bertema “Peran Teknologi Pertanian dalam Keberlanjutan Swasembada Pangan” yang digelar Pusdatin Kementan bersama PERTETA di Bogor, Minggu (22/10). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perhimpunan Tehnik Pertanian (PERTETA) akan bersinergi menciptakan dan mengembangkan teknologi mekanisasi pertanian serta pendampingan untuk meningkatkan produksi pangan dan keberlanjutan swasembada pangan. Teknologi mekanisasi tersebut mencakup dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya meningkatkan produksi, akan tetapi kesejahteraan petani juga.

Hal ini terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peran Teknologi Pertanian dalam Keberlanjutan Swasembada Pangan” yang digelar Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan bersama PERTETA di Bogor, Minggu (22/10/2017) malam.

Pada diskusi ini, melalui sambungan telepon, Mentan Amran mengungkapkan ada lima poin penting yang perlu dibahas dalam FGD guna mewujudkan keberlanjutan swasembada pangan. Harapannya, dapat menyusun rumusan kebijakan yang dapat diaktualisasikan di lapangan.

“Pertama, program pendampingan untuk optimalisasi alat mesin pertanian (alsintan) bantuan pemerintah. Jumlah bantuan alsintan 180 ribu unit per tahun. Karena itu dibutuhkan pendampingan dari ahli mekanisasi yang anggotanya tersebar di semua provinsi,” kata Amran.

Kedua, pengelolaan atau tata air wilayah rawa-lebak, pasang surut agar dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian khususnya padi dan kedelai. Ketiga, program atau paket mekanisasi hulu hingga hilir untuk peningkatan produksi non padi, jadung dan kedelai.

Keempat, paket teknologi mekanisasi pasca panen yang dapat menurunkan kehilangan dan meningkatkan kualitas produksi. “Misalnya mekaniasi pada padi, sudah hasilkan padi berkualitas bahkan beras sudah diekspor, akan tetapi tugasnya tidak hanya paket teknologi pada padi, namun untuk semua komoditas pangan,” tegas Amran.

Kelima, diharapkan juga disusun program meng-korporasi-kan petani. Pasalnya mekanisasi merupakan faktor pendukung utamanya, disampaikan aspek permodalan, tataniaga dan manajemen modern.

“Bagaimana skala usahatani dapat optimal dan pengelolaan korporasi yang tepat bagi petani,” sebut Amran.

Mentan Amran mengungkapkan ada lima poin penting yang perlu dibahas dalam FGD guna mewujudkan keberlanjutan swasembada pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News