Kementan Tanggapi Pernyataan Bustanul Arifin

Kementan Tanggapi Pernyataan Bustanul Arifin
Gudang Pupuk. Foto: ilustrasi dokumen JPNN

"Produksi padi dua tahun terakhir naik 8,4 juta ton setara Rp 38,5 triliun. Demikian juga produksi jagung meningkat," sebut Anna.

Perlu diketahui, terdapat peningkatan produksi pada 24 komoditas pertanian selama dua tahun terakhir memberi nilai tambah sebesar Rp 171 triliun. Kinerja produksi pangan inilah yang menjadi domain Kementerian Pertanian.

"Ya silakan Profesor meragukan angka produksi, tetapi untuk diketahui PDB Pertanian tumbuh tiap tahun itu kan karena ada nilai tambah output dari produksi," pinta Anna.

Oleh karena itu , Anna menilai Lagi lagi sang Profesor kurang paham tentang data impor pangan, tanpa menganalisis lebih mendalam. Faktanya pada tahun 2016 dan 2017 Indonesia tidak impor beras medium. Sejak tahun 2016 pemerintah tidak mengeluarkan izin impor beras medium.

"Bila tidak percaya silakan dicek sendiri ke Kementerian Perdagangan. Impor beras medium pada awal tahun 2016 itu merupakan luncuran dari kontrak impor beras BULOG tahun 2015," bebernya.

Sesuai data BPS, impor beras Januari-Juli 2017 sebesar 188,6 ribu ton itu adalah bukan beras medium, tetapi beras pecah 100% sebesar 185 ribu ton dan sisanya berupa benih dan beras khusus yang tidak diproduksi di dalam negeri.

"Jadi sejak 2016 hingga sekarang Indonesia tidak impor beras, ya Profesor jangan kecewa bila faktanya sudah swasembada beras," ujar Anna.

Kemudian, Sang Profesor pada artikel Kompas mengatakan bahwa masyarakat awam perlu mempersiapkan mental jika ternyata Indonesia masih akan impor beras lagi, maka statemen Profesor bisa membuat resah publik. "Saya yakinkan bahwa Indonesia tidak akan impor beras medium," ucap Anna.

Kementan sudah mengembangkan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News