Kementan Tanggapi Pernyataan Bustanul Arifin

Kementan Tanggapi Pernyataan Bustanul Arifin
Gudang Pupuk. Foto: ilustrasi dokumen JPNN

Terkait kesejahteraan petani yang sebagian besar tinggal di pedesaan, Anna menyarankan agar lebih relevan menggunakan data kemiskinan di pedesaan. Tidak benar bila petani dibilang semakin miskin.

"Buktinya data BPS menunjukan angka kemiskinan di pedesaan turun 842 ribu orang atau -4,7 persen yakni semula penduduk miskin di pedesaan Maret 2015 sebanyak 17,94 juta jiwa turun Maret 2017 menjadi 17,10 juta jiwa," lanjut Anna.

Tentang kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET), Anna menilai terlihat tulisan sang Profesor menggunakan tulisan 1 sampai 2 bulan yang lalu, sehingga sudah ketinggalan. Pasalnya, saat ini sudah diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/2017 yang mengatur penetapan HET Beras serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/2017 mengatur kelas mutu beras.

Kebijakan ini merupakan langkah berani yang ditunggu-tunggu publik. Dampaknya konsumen tidak akan lagi membeli beras dengan harga mahal. Dapat dipastikan harga beras stabil dan tidak menekan harga petani karena petani sudah dilindungi dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Karena itu, nampaknya Sang Profesor Bustanul sudah mulai pikun. Saran Saya, sang Profesor agar cermat dalam menganalisis data perberasan sehingga tidak berdampak meresahkan publik. Sebaiknya sang Profesor memberikan saran konstruktif untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani," pungkasnya. (adv/jpnn)


Kementan sudah mengembangkan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News