Kemlu Cari WNI Pekerja di Istana Kadhafi
Selasa, 22 Maret 2011 – 21:12 WIB
"Prinsipnya, kita mulai mengurangi jumlah staf di kedutaan. Harusnya memang sudah meninggalkan KBRI. Kecuali masih ada 4 staf kita yang tetap disana untuk memastikan bilamana masih ada WNI yang butuh bantuan," kata Marty.
Baca Juga:
Atas serangan udara pasukan AS dan sekutunya ke Libya, Marty mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudyohono sudah berkomunikasi dengan pemimpin negara lain. Termasuk juga dengan Sekjen PBB guna memastikan bahwa serangan yang dilakukan tetap mengedepankan perlindungan bagi warga sipil tak berdosa.
"Masalah ini pun dinilai harusnya bisa selesai melalui jalur perundingan dan dialog politik. Bukan melalui kekerasan. Pesan ini sudah disampaikan pemerintah Indonesia ke banyak pihak terkait," tegas Marty.
Dalam kesempatan itu Marty juga menyampaikan rasa prihatin Pemerintah Indonesia dengan terjadinya berbagai kekerasan yang dimulai oleh militer Libya sendiri terhadap kelompok anti-Khadafi. Ditegaskannya, peran dunia internasional untuk melindungi rakyat Libya memang penting.
JAKARTA — Serangan militer AS dan sekutunya ke arah kediaman Presiden Libya, Moammar Khadafi ikut membuat panik Indonesia. Karena diketahui
BERITA TERKAIT
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah