Kenali Risiko Kesehatan Demi Tingkat Kualitas Hidup

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungan yang berpotensi menimbulkan penyakit.
Dr Hary Gustian, Sp.PD, KHOM, FINASIM spesialisasi onkologi medik mengatakan pendekatan less risk perlu diterapkan untuk membantu masyarakat mengenali secara sadar risiko dari kebiasaan yang dilakukan dan kemudian secara bertahap mengurangi risiko tersebut.
Dia menyebutkan penting untuk diketahui, sejak 1980-an hingga saat ini, terapi kanker dilakukan melalui imunoterapi.
Namun demikian, walau sudah ada imunoterapi, kanker masih terus menghantui masyarakat Indonesia.
"Hal ini juga diperparah dengan faktor risiko, seperti polusi udara, perilaku berisiko, stres serta gaya hidup masyarakat yang kurang sehat akibat mengonsumsi makanan berminyak maupun merokok," kata Hary dalam keterangannya, Minggu (21/5).
Dia mengatakan, KTT ASEAN 2023 sepanjang 9-11 Mei 2023 telah menyimpulkan pentingnya negara-negara untuk fokus pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Bahkan, Presiden Joko Widodo telah membawa Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN untuk terus meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, dr. Harry menjelaskan upaya pencegahan dan edukasi akan bahaya penyakit tidak menular terus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga berbagai pihak.
Masyarakat diminta untuk mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungan yang berpotensi menimbulkan penyakit.
- Rayakan Satu Dekade Berdirinya RS Siloam TB Simatupang, Banyak Pengobatan Gratis
- Lestari Moerdijat: Pemerintah Waspadai Kenaikan Biaya Kesehatan Nasional
- WSE jadi Komunitas Gaya Hidup Berbasis Bahasa Inggris
- RUU Kesehatan jadi Upaya Pemenuhan Jumlah Dokter Spesialis
- 56 Tahun Berdiri, CITO Luncurkan 3 Cabang Terbaru
- Jangan Minum Air Dingin Berlebihan, Ini 5 Efek Sampingnya untuk Kesehatan Anda