Kepala LAPAN Beber Penyebab Pengembangan Roket Nasional Berjalan Lamban

Kepala LAPAN Beber Penyebab Pengembangan Roket Nasional Berjalan Lamban
Kepala LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc. Foto: YouTube/LAPAN

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc membeber sejumlah persoalan yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan roket.

Menurutnya, pengembangan teknologi roket di Indonesia berjalan lamban.

Berbicara pada pembukaan Webinar Teknologi Roket hasil kerja sama LAPAN dengan Universitas Pertahanan (Unhan), Selasa (22/9), Thomas mengatakan, Presiden Pertama RI Bung Karno pernah menyatakan bahwa Indonesia harus menguasai dua ranah teknologi, yakni nuklir dan antariksa.

Oleh karena itu Bung Karno pada 1963 membentuk Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan LAPAN. “LAPAN mendapatkan tugas pengembangan teknologi antariksa dan roket menjadi salah satunya,” ujar Thomas dalam webinar yang menampilkan Rektor Unhan Laksdya Amarulla Octavian sebagai pembicara kunci itu.

Namun, kata Thomas, perkembangannya memang lambat sekali. Menurutnya, tidak ada satu negara pun yang mau mentransfer teknologinya tentang roket.

Sebagai contoh, perguruan tinggi di luar negeri pun tidak mau mengajarkan sistem roket secara utuh. “Harus bagian per bagian,” katanya.

Oleh karena itu LAPAN melakukan berbagai riset tentang roket secara mandiri. Riset itu mencakup propulsi, pilihan propelan, serta sistem kendali.

“Ini menjadi satu tantangan,” katanya.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa pengembangan roket nasional masih bergantung pada pasokan luar negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News