Kerja 24 Jam, Perawat di Daerah Banyak yang Tidak Digaji

Kerja 24 Jam, Perawat di Daerah Banyak yang Tidak Digaji
Ilustrasi perawat. Foto: Kendari Pos

jpnn.com, JAKARTA - Kondisi perawat di daerah masih sangat memprihatinkan. Banyak di antara mereka yang bekerja 24 jam tapi tidak digaji.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah mengungkapkan, banyak perawat yang dibayar Rp 200 ribu. Bahkan ada perawat berstatus tenaga kerja sukarela (TKS) tidak dibayar sama sekali.

"Kami temukan di rumah sakit di Kendari, dari 157 perawat, 56 PNS dan 131 TKS. Inikan enggak benar, masa iya lebih banyak TKS dan tidak dibayar juga," ujar Harif dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (15/3).

Kerja 24 Jam, Perawat di Daerah Banyak yang Tidak Digaji

Harif Fadillah (tengah). Foto: Mesya/JPNN.com

Dia menyebutkan, selama 44 tahun PPNI terus berjuang agar gaji perawat bisa di atas upah minimum provinsi (UMP). Idealnya gaji perawat 3x UMP. Sebab gaji perawat di Indonesia sangat rendah dibanding negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan lain-lain.

"Kami sudah menyurati daerah-daerah agar para perawat diberikan gaji di atas UMP," ujarnya.

Selain itu PPNI juga berjuang agar rumah sakit yang tidak mau membayar gaji perawat 3x UMP tidak diberikan izin untuk beroperasi. Sebab perawat menjadi ujung tombak pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN). (esy/jpnn)


Selama 44 tahun, PPNI berjuang agar gaji perawat bisa di atas upah minimum provinsi.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News