Ketika Cucu-Cucu Pramoedya Ananta Toer Membuat Band Tetralogiska
Upaya untuk Jaga Eksistensi Karya Opa
Kamis, 14 Juni 2012 – 00:14 WIB
Rasa rindu, cinta, dan kekaguman terhadap Pram tersebut kemudian dia wujudkan menjadi sebuah lagu berjudul Sang Pramoedya. Lagu itu menceritakan bagaimana sosok Pram di mata Adit.
"Kedekatan saya dengan opa (begitu Adit memanggil Pram, Red) tidak lagi hanya seperti kakek dengan cucu. Tapi, kami layaknya teman dekat," kenang Adit saat ditemui di Seven Eleven Pasar Festival Kuningan Senin lalu (11/6).
Karena itu, sepeninggal sang kakek, Adit merasa punya tanggung jawab moral untuk terus menjaga karya-karya Pram agar tetap eksis. Jangan sampai meninggalnya Pram ikut mengubur ratusan karya sastranya. Namun, Adit mengaku bingung harus berbuat apa untuk mengenang dan menjaga eksistensi karya Pram. Dia sendiri tidak bisa membuat karya sastra sehebat karya kakeknya.
Maka, setelah berpikir keras, akhirnya ditemukanlah cara untuk "menjaga" buah pena penulis novel masterpiece Bumi Manusia itu. "Lewat band dan musik," tegas salah seorang di antara tujuh cucu Pram tersebut.
Cara yang dipakai Aditya Prasstira untuk mengenang kehebatan sang kakek, sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer, sungguh unik. Dia membentuk band
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor