Ketika Cucu-Cucu Pramoedya Ananta Toer Membuat Band Tetralogiska

Upaya untuk Jaga Eksistensi Karya Opa

Ketika Cucu-Cucu Pramoedya Ananta Toer Membuat Band Tetralogiska
Lima dari sembilan anggota Tetralogiska adalah cucu Pramoedya Ananta Toer. Foto: Dok. Pribadi
  

Adit memang punya minat di jalur seni itu. Bahkan, mahasiswa Universitas Persada Indonesia YAI tersebut dulu sering mengiringi kakeknya saat tampil dalam pertunjukan sastra. Maka, bersama empat saudaranya (juga cucu Pram), Adit membentuk grup band yang kemudian diberi nama Tetralogiska pada 2008. Nama itu mengacu pada karya monumental Pramoedya, tetralogi Pulau Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

  

Penghobi fotografi tersebut lantas menceritakan kenapa menggunakan nama Tetralogiska untuk nama bandnya. "Kami pilih tetralogi karena terinspirasi perjuangan opa selama di penjara Pulau Buru," tandasnya.

  

Seperti diketahui, Pramoedya melahirkan tetralogi saat mendekam di penjara Pulau Buru. Empat buku yang ditulis pada 1970"1980 itu mengisahkan munculnya pemikiran politik etis dan awal periode kebangkitan nasional.

  

Namun, setahun setelah buku pertama, Bumi Manusia, terbit pada 1980, rezim Orde Baru (Orba) melarang peredaran buku tersebut. Sastrawan kelahiran Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925, itu dianggap mempropagandakan ajaran-ajaran Marxisme, Leninisme, dan komunisme. Padahal, ajaran yang dituduhkan tidak disebut sama sekali dalam mahakarya itu kecuali nasionalisme.

Cara yang dipakai Aditya Prasstira untuk mengenang kehebatan sang kakek, sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer, sungguh unik. Dia membentuk band

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News