Ketika Ritual Mengikat Tali di Akar Beringin Makam Loang Baloq, Peziarah Bernazar?

Ketika Ritual Mengikat Tali di Akar Beringin Makam Loang Baloq, Peziarah Bernazar?
Tampak peziarah melakukan ritual di akar pohon beringin di Makam Loang Baloq. Foto: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Kelakuan dua sejoli itu kontan mengundang gelak tawa. Tapi, tahukah jika itu sebenarnya pemandangan yang nyaris lumrah? Berdoa, lalu mengikat akar gantung beringin tua itu sudah jadi cara yang biasa.

Tengok saja, seorang ibu dengan wajah serius mengusap dengan air bercampur kembang tujuh rupa. Air itu, lalu ia basuh ke wajah anak perempuannya yang baru berumur sekitar 10 tahun. Dengan lugunya bocah itu menurut saja. Bahkan saat ibunya mengajari dia bagaimana cara mengikat akar beringin tua itu.

“Semoga jadi anak yang pintar dan berbakti pada orang tua,” terdengar ibu itu menuntun anaknya dengan suara lirih.

Masih banyak doa dipanjatkan warga lain sembari mengikat akar beringin. Dari yang minta kesehatan, kekayaan, popularitas, segera menikah, punya anak hingga doa disingkirkan musuh-musuh bisnisnya.

Maka dalam sekejap, beberapa akar beringin terlihat kotor oleh ikatan plastik. Bukanya tambah mempercantik, malah membuat beringin kotor tak terawat.

“Sebenarnya sudah dilarang, karena itu syirik dan tidak dibenarkan,” kata Tarmizi, sang penjaga Makam Loang Baloq.

Ia juga tidak tahu logika doanya di mana. Hanya dengan mengikat akar beringin, doa bisa terkabul. Tetapi kelakuan sebagian warga memang sulit dicegah. Pihaknya, tidak hanya memasang plang, tetapi juga menerjunkan tim untuk mengingatkan peziarah agar jangan mengikat akar beringin, tapi tetap saja ada yang bandel.

“Doa ini dibuat seperti nazar, kalau doa terkabul kelak mereka akan kembali lagi untuk melepas ikatan itu,” jelasnya.

Kelakuan dua sejoli itu kontan mengundang gelak tawa. Tapi, tahukah jika itu sebenarnya pemandangan yang nyaris lumrah? Berdoa, lalu mengikat akar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News