Ketika Video Jokowi Membungkuk Salami Ulama Menjadi Viral

jpnn.com, JAKARTA - Sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi membungkukkan badan waktu menyalami ulama, di acara peringatan Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU), di Jakarta Convention Center, Kamis (31/1), viral di media sosial.
Hingga Jumat (1/2), video tersebut beredar luas di berbagai media sosial baik twitter, instagram dan lainnya. Momentum itu berlangsung selepas suami Iriana menyampaikan sambutan, kemudian dia berjalan di depan para ulama sembari merundukan badannya.
Selain video, ada juga berupa foto. Sebab, gestur demikian terpantau telah dilakukan Presiden ketujuh RI tersebut ketiga tiba di lokasi acara, dan menyalami para ulama yang menyambut kehadirannya.
Diketahui, Jokowi hadir di Harlah ke-93 NU mengenakan setelan batik lengan panjang dan peci hitam dan disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj serta para pengurus NU lainnya baik yang berasal dari pusat maupun daerah.
Dalam sambutannya, mantan gubernur DKI Jakarta itu bicara soal perubahan yang begitu cepat terjadi di era teknologi. Baik di bidang ekonomi, politik maupun sosial dan budaya. Bahkan, perubahan itu merambah ke media sosial.
"Media sosial yang sangat terbuka banyak memberikan manfaat, tetapi juga banyak mudaratnya. Kita lihat akhir-akhir ini di sosial media saling hina, saling mencela, saling ejek, dan saling fitnah semakin menjadi-jadi," ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi membungkukkan badan waktu menyalami ulama, di acara peringatan Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU), di Jakarta Convention Center, Kamis (31/1)
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi