Ketua InSWA: Masalah Sampah Cukup Rumit, Harus Ditangani Serius

Ketua InSWA: Masalah Sampah Cukup Rumit, Harus Ditangani Serius
Armada truk pengangkut sampah Kabupaten Bekasi membuang sampah di TPA Burangkeng. Foto: Pradita Kurniawan Syah/Antara

“Di Singapura, satu rumah tangga membayar sekitar Rp 200 ribu setiap bulan, maka tidak heran sampah bisa dikelola dengan sangat baik. Hal ini juga bisa diterapkan di kota-kota besar di Indonesia,” jelas Sri.

Dia ngingatkan masalah pengelolaan sampah harus ditangani oleh pihak-pihak yang berkompeten dengan sampah sehingga hasilnya memuaskan.

“Jangan sampai ada pihak yang baru memiliki sedikit pengetahuan soal sampah tapi sudah bicara seolah-olah sangat paham soal sampah. Masalah ini harus ditangani oleh pihak yang sangat kompeten karena soal sampah itu cukup rumit,” jelasnya.

Menurut wanita yang sudah puluhan tahun bergelut dengan masalah sampah, keberhasilan penanganan masalah sampah juga akan berdampak positif bagi sektor lainnya. Adapun efek yang ditimbulkan adalah hasil pengelolaan sampah itu bisa dijadikan bahan bakar bagi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA) dan kompos untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.

“Jadi, benefit yang ditimbulkan dari pengelolaan limbah sampah juga bisa dirasakan sektor lainnya,” jelasnya.

PLTSA sendiri dinilai cocok untuk diterapkan di Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber energi. Sri sendiri mengaku menjadi salah satu tim dalam pembuatan feasibility study penerapan PLTSA.

Pemerintah sendiri saat ini terus berupaya mencari sumber energi terbarukan guna menjadi alternatif dari penggunaan sumber energi yang selama ini sebagian besar berasal dari minyak bumi.

Kemunculan sumber energi baru bisa mengatasi ketergantungan Indonesia atas impor minyak bumi yang masih tinggi.

Ketua Indonesia Solid Waste Association (InSWA) Sri Bebassari mengatakan, masalah sampah sangat rumit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News