Ketua MPR: Perkukuh Benteng Ideologi Bangsa Hadapi Terorisme dan Radikalisme

Ketua MPR: Perkukuh Benteng Ideologi Bangsa Hadapi Terorisme dan Radikalisme
Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam Diklat Kader Kualifikasi Utama dan Pelatihan Infrastruktur Pemuda Pancasila, Majelis Pimpinan Wilayah Regional Sumatera, secara virtual dari ruang kerjanya, Jakarta, Selasa (1/12). 

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet)  menyatakan tidak ada toleransi bagi pelaku aksi keji terorisme di Sulawesi Tengah, yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Bamsoet menyesalkan kesekian kalinya atribut agama dikorbankan sebagai alat justifikasi terorisme. Padahal, tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mendukung aksi terorisme. 

"Saya perlu tegaskan kembali, peristiwa di Poso itu bukan konflik antaragama atau antarsuku. Itu adalah tindakan kriminal terorisme yang harus kita lawan dan hadapi bersama," kata Bamsoet dalam Diklat Kader Kualifikasi Utama dan Pelatihan Infrastruktur Pemuda Pancasila, Majelis Pimpinan Wilayah Regional Sumatera, secara virtual dari ruang kerja ketua MPR RI  Jakarta, Selasa (1/12). 

Menurut Bamsoet, lahirnya tindakan teror  sebagai buah radikalisme tersebut makin menguatkan urgensi pentingnya membangun narasi kebangsaan secara masif dan menyentuh ke berbagai kelompok masyarakat.

"Terutama untuk membangun kesadaran kolektif sebagai satu bangsa yang menghormati kebhinekaan," ujar dia.

Calon ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mengatakan harus disadari bersama, membangun narasi kebangsaan bukanlah pekerjaan instan, melainkan diwujudkan melalui proses berkesinambungan.

Mengingat potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan, yang meliputi ideologi jati diri bangsa, kebhinekaan, dan NKRI akan selalu ada seiring laju zaman. 

"Potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan tersebut dapat hadir dalam beragam fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, serta degradasi moral generasi muda bangsa," jelas Bamsoet. 

Tidak ada toleransi bagi pelaku aksi keji terorisme di Sulteng, yang diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News