Ketum Golkar tak Boleh Bawa Agenda Pribadi

Ketum Golkar tak Boleh Bawa Agenda Pribadi
Partai Golkar. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting Pangi Sarwi Chaniago mengingatkan pemimpin Golkar ke depan tidak boleh punya agenda pribadi. Pangi menegaskan siapa pun yang menjadi ketua umum Golkar harus mengutamakan agenda bersama.

“Semangatnya adalah memajukan Partai Golkar bukan hanya sekadar untuk membela kepentingan kelompok, golongan tertentu. Kepentingan Golkar di atas segalanya,” kata Pangi, Rabu (6/12).

Dia menambahkan elite dan DPP Partai Golkar harus mendengar suara akar rumput dan kehendak arus bawah dalam menentukan calon ketum. Karena itu, Pangi berpendapat nama calon ketum Golkar harus muncul dari arus bawah atau bottom up.

Menurut dia, ketum yang namanya muncul dari suara arus bawah, senantiasa akan mencintai Golkar dan kadernya. Sebaliknya, juga dicintai kader Golkar dan kader akan rumput. “Kalau sekarang perlu dikoreksi, sebab nama calon ketum Golkar diorbitkan dan muncul dari suara elite dan pengurus pusat,” paparnya.

Lebih lanjut, Pangi meminta Presiden Joko Widodo komitmen dan konsisten dengan sikapnya bahwa menteri tidak boleh merangkap ketum partai. “Misalnya kabinet tanpa syarat, menteri tidak boleh rangkap jabatan dan lain lain sebagainya,” ujarnya.

Pangi berpendapat, kalau menteri sekaligus ketum partai jelas tidak akan bisa fokus mengurai problem fundamental dari level hulu sampai hilir di institusi kementerian tersebut. Kalau Jokowi komitmen tingkat tinggi dengan janjinya maka tidak akan memberi restu Airlangga Hartato sebagai ketua umum kecuali mundur dari jabatan menteri.

“Karena pemimpin itu sederhana yang dipegang kata-katanya dan perbuatannya apakah sejalan atau plin-plan tidak jelas, pagi tahu, sore tempe. Ini sangat berbahaya pemimpin yang hipokrit tersebut,” kata Pangi.

Dia mengatakan memang realitas dari dulu ketum Golkar tergantung restu Istana. Karena partai kekaryaan yang habitus politiknya bisa berkerja sama dengan pemerintah, diterima dan disukai presiden baru bisa mulus jadi ketua umum Golkar.

Ketum yang namanya muncul dari suara arus bawah, senantiasa akan mencintai Golkar dan kadernya. Sebaliknya, juga dicintai kader Golkar dan kader akan rumput.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News