Berebut Ketupat Jembut

Berebut Ketupat Jembut
Warga berkeliling membagikan kupat jembut kepada warga lainnya dalam tradisi Syawalan, Kamis (20/5). Foto: NUR CHAMIM/JAWA POS RADAR SEMARANG

jpnn.com, SEMARANG - Tradisi Syawalan di Kampung Jaten Cilik, Kota Semarang tetap digelar, Kamis (20/5) kemarin.

Seluruh warga, mulai anak-anak sampai orang tua membagikan ketupat jembut kepada warga sekitar dengan menerapkan protokol kesehatan.

Acara dimulai sesaat setelah suara azan subuh dikumandangkan dari Masjid Roudhotul Muttaqiin.

Setelah salat Subuh berjemaah, warga berkumpul untuk berdoa sambil membagikan ketupat jembut kepada warga sekitar.

Jangan salah sangka dengan namanya. Ketupat jembut merupakan sebutan makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, yang di dalamnya ada sayuran taoge.

“Biasanya setelah salat Subuh, warga berkumpul di dalam masjid untuk berdoa. Kemudian ketupat khas Syawalan itu dibagikan dan dimakan bersama,” kata Ketua Takmir Masjid Roudhotul Muttaqiin, Masroni, seperti dikutip dari Radar Semarang.

Menurutnya, ciri khas dari ketupat jembut adalah olahan makanan ketupat yang di tengahnya diberi taoge yang keluar dari bungkus ketupat. Seolah seperti rambut.

“Untuk memeriahkan tradisi, anak-anak di kampung Jaten Cilik melakukan kegiatan keluar rumah sambil berebut ketupat serta uang,” imbuhnya.

Setelah salat Subuh berjemaah, warga berkumpul untuk berdoa sambil membagikan ketupat jembut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News