Khusnul Nusakambangan

Oleh: Dahlan Iskan

Khusnul Nusakambangan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sang anak sudah hampir dua tahun tidak bisa kuliah. Sang ayah belum menemukan sumber penghasilan yang bisa untuk menyekolahkan anaknya.

Suatu sore rumah kontrakan Khusnul di Sidoarjo digerebek polisi. Sang suami tidak di rumah. Khusnul tidak tahu ke mana suami pergi. Yang jelas, tadi masih salat  Jumat. Pulang dari masjid ia pamit pergi.

Rumah Khusnul digeledah. Di lemari ditemukan uang Rp 15 juta. "Uang apa ini?" tanya polisi seperti ditirukan Khusnul pada saya.

"Itu uang suami. Baru kemarin didapat. Itu untuk bayar uang kuliah anak kedua kami," jawab Khusnul.

Penggeledahan diteruskan ke bagian bawah lemari. Ditemukanlah serbuk putih. Beberapa kilogram. Polisi menyitanya.

Bagaimana dengan uang Rp 15 juta itu?

"Kalau uang itu disita, anak saya tidak bisa kuliah," ujar Khusnul kepada polisi.

Uang itu pun dikembalikan ke Khusnul. Pesan polisi: agar dipakai bayar kuliah anaknyi.

MUNGKIN baru Khusnul Chotimah korban parah bom teror menemui para terorisnya: Amrozi, Muklas, Ali Imron. Khusnul berangkat ke Nusakambangan. Ke Lamongan. Lalu..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News