Kiai Ma’ruf Simbol Aksi 212, Mahfud MD Juga Punya Kelebihan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Muradi menilai, sosok Mahfud MD dan KH Ma'ruf Amin sama-sama memiliki plus minus.
Karena itu, langkah Jokowi memilih Ma'ruf sebagai cawapres dan testimoni Mahfud yang bicara blakblakan terkait kegagalannya menjadi cawapres Jokowi di Indonesia Lawyers Club pekan lalu, belum cukup menjadi alasan memprediksi suara pasangan petahana akan tergerus di Pilpres 2019.
"Pertama, Pak Mahfud kan juga bukan orang yang diterima penuh oleh partai politik pendukung Jokowi. Jadi ada plus minus antara Mahfud dan Ma'ruf," ujar Muradi kepada JPNN, Senin (20/8).
Menurut pengajar di Universitas Padjajaran ini, bagi kalangan menengah ke atas, sosok Mahfud mungkin lebih disukai. Karena pernyataan-pernyataannya cukup masuk akal dan dapat diterima dengan baik.
Namun, harus diakui bahwa Ma'ruf juga memiliki basis massa yang kuat. Selain menjabat sebagai Rais Aam PBNU, Ma'ruf hingga saat ini masih menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ma'ruf, lanjutnya lagi, juga cenderung dipersepsikan sebagai simbol dari gerakan Aksi Bela Islam 411 dan 212.
"Jadi, tidak heran dia lebih disukai kalangan menengah ke bawah. Tapi memang, bagi kelompok pluralis, liberalis mungkin enggak nyaman dengan Pak Mar'uf," katanya.
BACA JUGA: Said Akui Gagal Bujuk Mahfud MD
Mahfud MD disukai kalangan menengah ke atas, sedang Ma’ruf Amin punya basis massa karena cenderung dipersepsikan sebagai symbol aksi 212.
- Mahfud: Sepanjang Sejarah MK, Kalau Menyangkut Pemilu, Tidak Pernah Dissenting Opinion
- Gugatannya Ditolak MK, Mahfud MD Menerima dengan Lapang Dada
- Pesan Wapres soal Sengketa Pilpres yang Akan Diputus MK Hari Ini
- Wapres Komentar Begini soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun
- 4 Menteri Bakal Dihadirkan di Sidang MK, Mahfud: Silakan Saja
- Presiden seperti Pimpinan Mafia Jika Pakai Kekuasaan Demi Kepentingan Pribadi