Kiat Sukses La Nyalla, dari Sopir Angkot Hingga jadi Ketua DPD RI

La Nyalla bahkan sempat menekuni karier sebagai ahli terapi penyakit dengan cara pengobatan alternatif.
Sejumlah kalangan masyarakat menjadi pasiennya, dari pedagang kaki lima sampai dosen. Karena tidak mau dicap sebagai dukun, La Nyalla memilih menghentikan praktiknya.
“Hidup memang bukan seperti sebentang garis lurus di peta. Tidak ada hidup yang tanpa kelokan. Karena manusia memang selalu dihadapkan pada banyak tantangan. Di mana pun dan kapan pun,” kata La Nyalla.
La Nyalla dilahirkan dari keluarga Bugis. Kakeknya, Haji Mattalitti, adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya.
Bapaknya, Mahmud Mattalitti, adalah staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Juga pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum di kampus negeri tersebut.
Namun, La Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar keluarga dalam hidupnya.
Menginjak dewasa, La Nyalla memilih tinggal di kompleks Makam Sunan Giri, Gresik. Di kompleks makam wali itu, dia menghimpun banyak warga kurang mampu.
Sebagian di antaranya malah sekelompok orang yang sering dicap sebagai preman oleh masyarakat. Namun, cibiran itu tidak menyurutkan semangatnya.
La Nyalla muda pernah bekerja serabutan. Menjadi sopir minibus, ahli terapi penyakit dan lainnya.
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- KPK Akan Periksa La Nyalla Terkait Kasus Dana Hibah Jawa Timur Setelah Penggeledahan
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952
- Pakar Hukum UI Nilai KPK Terkesan Targetkan untuk Menjerat La Nyalla
- Ditanya Pemanggilan La Nyalla, KPK: Tunggu Saja