Kiat Sukses La Nyalla, dari Sopir Angkot Hingga jadi Ketua DPD RI
La Nyalla bahkan sempat menekuni karier sebagai ahli terapi penyakit dengan cara pengobatan alternatif.
Sejumlah kalangan masyarakat menjadi pasiennya, dari pedagang kaki lima sampai dosen. Karena tidak mau dicap sebagai dukun, La Nyalla memilih menghentikan praktiknya.
“Hidup memang bukan seperti sebentang garis lurus di peta. Tidak ada hidup yang tanpa kelokan. Karena manusia memang selalu dihadapkan pada banyak tantangan. Di mana pun dan kapan pun,” kata La Nyalla.
La Nyalla dilahirkan dari keluarga Bugis. Kakeknya, Haji Mattalitti, adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya.
Bapaknya, Mahmud Mattalitti, adalah staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Juga pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum di kampus negeri tersebut.
Namun, La Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar keluarga dalam hidupnya.
Menginjak dewasa, La Nyalla memilih tinggal di kompleks Makam Sunan Giri, Gresik. Di kompleks makam wali itu, dia menghimpun banyak warga kurang mampu.
Sebagian di antaranya malah sekelompok orang yang sering dicap sebagai preman oleh masyarakat. Namun, cibiran itu tidak menyurutkan semangatnya.
La Nyalla muda pernah bekerja serabutan. Menjadi sopir minibus, ahli terapi penyakit dan lainnya.
- Datangi Open House Lebaran di Rumah Prabowo, Ketua DPD LaNyalla Sembari Bernostalgia
- Gambar Komeng
- Komite IV DPD Dorong Penurunan Angka Kemiskinan di Jambi Lewat Pembiayaan Ultramikro
- Raih 5 Juta Suara, Komeng Terpilih jadi Anggota DPD RI dari Jabar
- Daftar Nama 4 Calon DPD RI Dapil Sulsel Lulus ke Senayan, Lihat Peringkat Tamsil Linrung
- Kembali Terpilih Jadi Anggota DPD RI, Fahira Idris Berterima Kasih Kepada Warga Jakarta