Kinerja KRAS Tak Sesuai Ekspektasi

Kinerja KRAS Tak Sesuai Ekspektasi
Kinerja KRAS Tak Sesuai Ekspektasi
JAKARTA - Kinerja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sepanjang 2011 tidak sesuai ekspektasi. Produsen baja di bawah panji Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu hanya mencatat laba Rp 1,02 triliun. Kondisi itu berarti mengalami penurunan 3,77 persen dibanding edisi sama 2010 di kisaran Rp 1,06 triliun.

Meski begitu manajemen masih bisa berkelit. Alibi paling ampuh yang diajukan sebagai tameng adalah melonjaknya harga bahan baku. Dengan merangseknya harga bahan baku itu tidak bisa mengimbangi harga jual baja. Di mana harga jual baja khususnya Hot Rolled Coil (HRC) mengalami kenaikan sekitar 9 persen dari rata-rata Rp 6.938 menjadi Rp 7.555 per kg. Harga pelat naik 41 persen dari Rp 184 ke Rp 232 per kg.

"Ya, itu tadi kenaikan harga bahan baku lebih signifikan,” tutur Sukandar, Direktur Keuangan KRAS, di Jakarta, Kamis (15/3).

Kalau berbicara pada tataran ideal memang sejatinya kenaikan harga bahan baku sebanding dengan harga jual. Tetapi, fakta tidak selalu seindah apa yang diangankan. Situasi krisis finansial yang membekap hamparan benua biru ikut menekan harga jual. "Memang tidak pernah ideal. Tidak ada skema yang pas dalam kondisi demikian," imbuh Sukandar.

JAKARTA - Kinerja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sepanjang 2011 tidak sesuai ekspektasi. Produsen baja di bawah panji Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News