Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (4)

Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (4)
Ilustrasi. Foto : dok jpnn

jpnn.com - BATAM -  Balita itu menggerak-gerakkan kedua kakinya dengan cepat. Ia terbaring telungkup di dalam boks bayi. Kepalanya tersandar tanpa daya. Matanya terbuka tapi seperti tak memandang. 

Bunyi-bunyian keluar dari mulutnya. Seperti tengah berbicara. Tapi ia terus mengeluarkan bunyi-bunyian meski orang di sampingnya memberikan respon jawaban. 

Dari kamar, Ana berlari kecil. Sembari mengajak berbincang, ia mengangkat bocah perempuan itu dari boks. Dibawanya melintas ruang bermain, ke arah kamar mandi. 

Terdengar suara gemericik air. Tak berapa lama, Ana keluar sambil membopong si bocah. Handuk melingkar di perutnya. "Masih diare," kata Ana sambil mengelap air di badan Za - nama balita itu seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Kamis. 

Bergegas ia memakaikan popok lagi. Hari itu, sudah dua kali ia mengganti popok Za. Semuanya karena bocah itu buang air besar. Tapi dalam bentuk cair. "Ini sudah mending. Kemarin lebih sering lagi," katanya sambil mengelus-elus rambut Za. 

Za -bersama tiga balita lain: Kh, Sy, dan Il- adalah juga 'alumni Panti Rizki Khairunnisa. Mereka sekarang dititipkan ke Panti Anak Yayasan Pembinaan Asuhan Bunda (YPAB) sejak Selasa (20/10). Ana adalah perawat bayi di Panti YPAB. 

Za belum bisa berbicara. Juga belum bisa berjalan. Komunikasinya hanya lewat pandangan mata. Tapi itu pun seringkali dalam keadaan kosong. 

Ana tidak lagi meletakkan Za di dalam boks. Sebab, Panti YPAB tengah kebanjiran tamu. Ada sekitar lima hingga tujuh orang. Mereka adalah dokter dan staf medis RS Budi Kemuliaan yang berada satu kawasan dan dalam naungan yayasan yang sama dengan Panti YPAB. 

BATAM -  Balita itu menggerak-gerakkan kedua kakinya dengan cepat. Ia terbaring telungkup di dalam boks bayi. Kepalanya tersandar tanpa daya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News