Kisah Bupati Cantik Diadang Ombak, Terdampar, 7 Jam Hilang Kontak

Kisah Bupati Cantik Diadang Ombak, Terdampar, 7 Jam Hilang Kontak
Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip (baju putih) foto bersama petugas bandara di Bandara Melonguane (16/8). Foto: Miftakhul F.S./Jawa Pos

Padahal, Pantai Tambio’e, tempat makam-makan itu, sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan wisata. Di sisi lain, jalannya juga hendak dilebarkan.

Manalip pun melakukan pendekatan langsung ke warga. Ke tokoh-tokoh adat. Dia menjelaskan rencana pengembangan Pantai Tambio’e itu sebagai Beo Boulevard Center.

Juga pelebaran jalannya. Manalip juga memamparkan lokasi pemakaman baru yang tentu lebih asri, tertata, dan tetap terjangkau untuk diziarahi.

Masyarakat akhirnya luluh. Mereka mau memindahkan makam-makam itu. Manalip pun ikut turun melakukan pemindahan.

”Saya ikut mengangkati,” ujar perempuan yang pernah memimpin 8.000 orang melakukan demonstrasi penolakan penambangan di Talaud tersebut.

Langkah serupa dijalankannya saat harus memindahkan 200 makam yang terimbas perpanjangan runway Bandara Melonguane.

Dengan caranya itu, dengan langkahnya itu, Manalip tak hanya ingin melihat Talaud terus berkembang.

Dia sekaligus ingin merawat cintanya kepada warga. Juga, cinta orang-orang Talaud kepada negeri ini. (*/c10/ttg)


Bupati Kepulauan Talaud, Sulut, Sri Wahyumi Maria Manalip, menyambangi pelosok wilayah yang berbatasan dengan Filipina dengan speedboat, juga motor


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News