Kisah Gatot Brajamusti dan Penyelundup Sabu yang Kini Mualaf
“Allahu Akbar, Allahu Akbar,” suara Iqamah dikumandangkan muazzin. Salat Isya dimulai. Lapas Mataram mendatangkan pemuka agama dari berbagai pondok pesantren untuk menjadi imam dan penceramah sepanjang Ramadan.
Selepas Salat Isya, ada ceramah penentram kalbu. Yang kemudian dilanjutkan dengan Salat Tarawih berjamaah.
Selepas Tarawih, penghuni Lapas Mataram bersalam-salaman. Sebagian dari mereka ada yang kembali ke kamar. Sebagian lainnya, tetap berada di aula. Melanjutkan ibadah Ramadan dengan mengaji. Tadarus Alquran.
Ada sedikitnya 20 warga binaan yang mengikuti tadarus malam itu. Warga binaan ini memang telah berbuat jahat hingga membawa konsekuensi masuk bui.
Namun ayat suci Alquran yang dilantunkan mereka sungguh sangat merdu. Jika tidak di dalam Lapas, kita tak akan menyangka jika suara ayat Alquran itu berasal dari para warga binaan.
Salah satu warga binaan yang mengikuti tadarus Alquran adalah Gatot Brajamusti. Pria yang divonis 8 tahun penjara ini terlihat khusyuk membaca setiap ayat suci Alquran.
Tak jauh dari Gatot, terlihat narapidana lainnya, Koo Jia Jiat asal Malaysia yang ikut mendengarkan lantunan ayat Alquran.
Kumandang azan isya bergema di setiap sudut Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mataram, NTB. Suara ini memanggil seluruh warga binaan, para tahanan dan
- Clara Shinta Habiskan Libur Lebaran di Rumah Eks Mertua
- Kemenkumham Sulsel Berikan 5.931 Warga Binaan Remisi Lebaran 2024
- Pemberdayaan Mualaf Jadi Salah Satu Prioritas dalam Pengelolaan Zakat
- Rutan Tangerang Siap Bantu Polisi Ungkap Warga Binaan yang Terlibat Peredaran Narkoba
- Mardani Maming Disebut-sebut Plesiran, Kalapas Sukamiskin Angkat Bicara
- Christian Sugiono Umrah, Ibunda Titi Kamal Ungkap Fakta Mengejutkan