Kisah Nayati, Saksi Hidup Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang

Aku Lihat Suamiku Dikeroyok, lalu Dia Menghilang

Kisah Nayati, Saksi Hidup Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang
Kisah Nayati, Saksi Hidup Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang
 

Kini Nayati tidak tahu lagi harus bagaimana. Maklum, persedian uangnya juga sudah habis. Sementara semua anggota keluarganya tidak tahu ada di mana. Padi yang ditanamnya juga gagal panen karena kebanjiran. Berdagang, tidak laku. "Saya pernah berjualan obat-obat kecantikan, tapi nggak laku karena dimusuhi warga," terangnya.

 

Bahkan, dia mengatakan takut jika seminggu ke depan pihak kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di lokasi kejadian tidak lagi di tempat, dirinya bakal dibunuh oleh warga. Maklum, kini hanya tinggal dia seorang dan anaknya yang masih kecil keturunan keluarga Matori yang masih tinggal di desa itu. "Mungkin saya dikeroyok warga seminggu lagi. Tapi, saya nggak tahu mau mengungsi di mana lagi karena sudah nggak punya siapa-siapa," jelasnya.(c4/kum)

Minggu pagi lalu (6/2) menjadi hari memilukan yang tak akan pernah dilupakan Nayati. Dia adalah salah seorang saksi hidup peristiwa penyerangan ribuan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News