Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara
Dengar Suara Azan Paling Merdu
Jumat, 16 Juli 2010 – 08:02 WIB
Perjalanan dari Turki menuju Gaza yang dilakukan para relawan kemanusiaan itu harus dibelokkan ke Ashdod, Israel. Pemerintah Israel menilai perjalanan kapal kemanusiaan ke Jalur Gaza tersebut ilegal dan harus digagalkan.
Di tengah terik matahari itu, beberapa relawan meminta waktu untuk diperbolehkan menjalankan ibadah salat duhur. Tapi, permintaan tersebut diabaikan pasukan negeri PM Benyamin Netanyahu itu. Mereka dipaksa melupakan kerinduannya untuk menghadap Sang Khalik siang itu.
Keheningan dan suasana mencekam di tengah perairan internasional tersebut tiba-tiba pecah. Suara azan terdengar dari mulut salah seorang relawan yang diborgol. Meski tak begitu keras, suaranya bisa terdengar di mana-mana.
"Itulah suara azan temerdu yang pernah saya dengar selama hidup," ungkap Dzikrullah Wisnu Pramudya yang Selasa lalu (6/7) bertandang ke redaksi Jawa Pos di Surabaya. Dia datang bersama istri, Santi Soekanto, dan para aktivis Sahabat Aqsha, lembaga yang peduli terhadap perjuangan rakyat Palestina.
DZIKRULLAH Wisnu Pramudya dan Santi Soekanto merupakan suami-istri yang turut merasakan suasana mencekam di Kapal Marvi Marmara. Kapal tersebut dibajak
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor