Kisah Pendaratan Kapten Cook di Australia Mulai Dikoreksi
Theresa mengaku sebagai keturunan prajurit Gweagal, bernama Cooman, yang merupakan salah satu dari dua pejuang yang hari itu membela kampungnya dari para pelaut Inggris.
Dia mengatakan sejarah lisan yang diwariskan para tetua sukunya berbeda dengan yang ada dalam buku sejarah.
Photo: Theresa Ardler, warga suku Gweagal dan Yuin, terus berjuang untuk meluruskan pemahaman sejarah Australia. (ABC News: Elena de )
"Saya duduk di kelas 1 SMA ketika belajar mengenai Cook, membaca sebuah buku yang menyebutkan peluru ditembakkan di bagian atas kepala mereka [para pejuang Aborigin]," jelasnya.
"Saya ingat waktu itu langsung berdiri dan mengatakan kalau cerita ini keliru, bukan sejarah yang sebenarnya, karena kakek saya tertembak," kata Theresa.
Sampai kini ia terus berusaha agar bukti fisik dari konflik kontak pertama itu dikembalikan ke Australia.
Salah satu bukti yang dimaksud yaitu perisai kulit dengan lubang peluru, bernama "Perisai Gweagal", yang kini disimpan di British Museum.
Pihak British Museum menyatakan anggapan perisai itu milik pejuang Aborigin bernama Cooman ketika ditembak oleh pasukan Kapten Cook masih merupakan "anggapan dan belum terkonfirmasi".
Kisah pendaratan Kapten James Cook dari Inggris ke Teluk Botany sudah tak asing lagi bagi kebanyakan orang Australia
- Dunia Hari Ini: Australia Akan Mempersulit Orang yang Suka Gonta-ganti Visa
- Dunia Hari Ini: Lukisan Raja Charles Jadi Serangan Aktivis Pencinta Hewan
- Dunia Hari Ini: Misteri Kematian Presenter TV Inggris Akhirnya Terjawab
- Vina Setelah 8 Tahun: Cerita yang Belum Selesai
- Dunia Hari Ini: Sekolah Milik PBB Diserang Israel, 40 Warga Palestina Tewas
- Ribuan Orang Melakukan Unjuk Rasa Menolak Tabungan Perumahan Rakyat