Kisah Pengungsi Rohingya Menyesal Kabur dari Indonesia demi Australia

"Tempatnya tak bisa dihuni, bukan tempat dimana kita bisa hidup aman dan tenang," ujarnya.
Ia merasa tak pernah aman selama tinggal di san dan selalu takut dengan penduduk setempat.
Abdul mengatakan banyak pencari suaka yang sudah dilepas dari detensi imigrasi yang dipukuli oleh penduduk setempat.
"Tujuh tahun hidupku hancur di Nauru. Hatiku membatu sehingga saya tak lagi merasa sebagai manusia," ujarnya.
Kini, meski dia telah berada dalam detensi imigrasi di Brisbane, namun Abdul merasa tak berdaya jika harus kembali Nauru untk ketiga kalinya.
"Jika harus kembali ke Nauru, lebih baik saya mati saja," katanya.
Departemen Dalam Negeri Australia yang membawahi keimigrasian mengatakan kepada ABC jika pengungsi di bawah umur yang dilepas ke masyarakat di Nauru mendapatkan pelajaran bahasa Inggris.
Demonstrasi dukung pengungsi

Begitu tiba di Indonesia, Abdul langsung ditahan. Selama sembilan bulan. Pengungsi Rohingya itu baru menginjak usia 15
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025