Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja

Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja
Angelica Ojinnaka mengalami rasisme di sekolah menengah dan membuatnya menyembunyikan identitas "Afrika"-nya di kemudian hari. (ABC News: John Gunn)

"Saya benar-benar melakukan banyak code switching, yang terkadang saya sebut sebagai 'penyesuaian agar bisa seperti orang kulit putih'," kata Turkan, yang pernah ikut program TV 'Big Brother'.

"Beberapa hal yang akan saya lakukan, misalnya, memperbaiki aksen saya, meminimalkan aksen saya yang kuat."

"Saya juga akan mewarnai rambut saya, terkadang memakai lensa kontak. Saya akan memutihkan kulit saya, berpakaian dengan gaya Barat. Ini semua demi menyesuaikan diri dan menjadi bagian dari masyrakat Australia."

Tetapi dampak yang ia rasakan malah merasa lebih "terkucil dan dikucilkan".

Menjadi 'bunglon' supaya bisa diterima

Rozalina Sarkezians juga menjadi bagian dari kelompok 'focus group' dalam survei.

Ia sudah bekerja di industri kesehatan selama 25 tahun, meski sekarang punya usaha sendiri.

Rozalina mengatakan pernah mengalami tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma budaya barat dalam pekerjaan sebelumnya.

"Saya merasa harus menjadi seperti bunglon dan mengubah diri saya agar sesuai dengan budaya [dominan kulit putih] ini," katanya.

Para perempuan yang terpinggirkan karena ras mereka mengaku berupaya untuk berperilaku seperti orang kulit putih agar bisa diterima di tempat kerja mereka di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News