Kisah Perempuan Australia Masuk Islam Gegara Game Online
'Saya pikir hijab adalah lambang penindasan'
Semakin Zahra dekat dengan Kim, semakin ia berani membicarakan topik keagamaan. Meski sebelumnya tidak beragama atau ateis, Zahra merasa pandangan tentang Islam telah terkontaminasi oleh pengalamannya di masa lalu.
"Satu-satunya hubungan saya dengan Islam adalah beberapa tahun lalu, ketika salah satu teman baik saya mulai berpacaran dengan pria Muslim Afghanistan," kata dia.
"Pada waktu itu, pria itu adalah Muslim yang taat, tapi sekarang saat saya sudah tahu banyak tentang kepercayaan Islam. Sebelumnya saya pikir dia seorang penindas atau sangat mengontrol."
External Link: Hijab explainer
Bagi Zahra, pengalaman temannya, yang saat itu mulai memakai hijab, serta penggambaran negatif agama Islam di media membuatnya memiliki prasangka buruk soal perempuan yang memakai hijab demi agama.
"Saya pikir hijab adalah lambang penindasan. Tapi saya tidak pernah punya kesempatan bertanya tentang ini kepada siapapun. Jadi, saya bertanya kepada Kim … dan saya ternyata saya salah besar," kata dia.
"Ketika seorang perempuan mengenakan hijab, tujuannya agar orang mengenal mereka karena kepribadiannya, bukan karena penampilannya," kata Zahra.
Baca dalam Bahasa InggrisPerempuan Australia bernama Zahra Fielding tidak menyangka dirinya akan menemukan teman baru lewat sebuah permainan daring, apalagi kemudian menjadi seorang Muslim
- Dunia Hari Ini: TPN Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Ganjar di MK Akan Kalah
- Dunia Hari Ini: Jutaan Warga India Merayakan Festival Holi
- Beredar Surat Peringatan untuk Warga di Wilayah Pembangunan IKN, Bikin Kaget
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- Dunia Hari Ini: Israel Menyerang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza
- Perempuan Indonesia Dituduh Menipu Warga Australia untuk Investasi Vila di Bali