Kisah Sedih Ani, Bocah Usia 15 Tahun Rawat 7 Adiknya

Kisah Sedih Ani, Bocah Usia 15 Tahun Rawat 7 Adiknya
Rumah yang ditinggali Ani (15) dan tujuh adiknya di Kampung Galu Barue, Desa Bara Batu, Kecamatan Labakkang, Pangkep, Sulsel, Kamis, 1 Februari. Foto: Sakinah FITRIANTI/FAJAR

Berjalan di atas rumah itu harus berhati-hati. Salah langkah, kaki bisa terperangkap ke lubang menganga di setiap celah papan.

Ani bersama tiga adiknya: Rehan (2), Riski (5), dan Risal (6), menyambut dengan senyum dan wajah penasaran. Namun, dia melayani setiap pertanyaan.

"(Untuk) mencuci, saya di depan rumah saja. Di saluran air itu," ujar Ani sambil menunjuk irigasi depan rumahnya ketika ditanya tempatnya mencuci pakaian.

Air irigasi itu pula yang dipakai mandi. Tak ada air di atas rumah, kecuali untuk minum. "Untuk mandi, juga biasa kita tampung air hujan," sambungnya.

Dengan atap rumah yang bocor saat hujan deras turun, Ani bersama adiknya menumpang sementara di rumah tetangga atau keluarganya. Hujan selalu membasahi seisi rumahnya.

Tak ada kursi dan ranjang dalam rumah. Hanya ada beberapa bantal yang tak terawat. Ada sebuah rak usang, plus kardus mi instan. Rak itu dipakai menyimpan pakaian. Saat hujan, pakaian itu ikut basah.

Ani kadang merindukan masa lalu, kala ibunya masih hidup. Pun, ketika ayahnya menemani. Memiliki kedua orang tua dan keluarga yang lengkap, selalu mengobsesinya.

Namun, saat ini semua itu tak mungkin. Kedua orang tuanya tak lagi bersamanya. Tanggung jawab ayah dan ibunya dia emban. Keterpaksaan membuatnya ikhlas.

Ani yang masih usia 15 tahun merawat 7 adiknya. Ibunya meninggal dua tahun lalu, akibat kanker Rahim, sedang ayahnya merantau tak kunjung pulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News