Kisah Spiritual: Abu Nawas dan Ceramah Abdul Somad

Oleh: Prof Mohammad Adnan Latief MA PhD

Kisah Spiritual: Abu Nawas dan Ceramah Abdul Somad
Prof Mohammad Adnan Latief MA PhD

Selepas SD, saya sempat ikut tes Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Kediri. Tapi, saya gagal. Akhirnya, saya memilih ke PGA Ma’arif Kediri.

Tahun kedua, saya mencoba lagi mengikuti tes di PGAN. Kali ini saya lolos. Di PGAN yang setingkat SMP, saya menempuh studi selama empat tahun.

Dari PGAN Kediri, saya mendapatkan tawaran untuk melanjutkan sekolah di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) Jogjakarta. Itu menjadi satu-satunya sekolah agama dengan ikatan dinas untuk calon hakim di kantor Pengadilan Agama.

Seleksinya sangat ketat. Kemudian, bila tidak naik kelas, hukumannya adalah langsung dikeluarkan. Semasa di PHIN, saya tinggal di asrama milik sekolah. Belakangan, saat reuni alumni, saya baru tahu bahwa Prof Mahfudz MD ternyata menjadi adik kelas saya di PHIN.

Lulus dari PHIN, saya melanjutkan studi di IAIN Jurusan Syariah. Sambil kuliah, saya juga sempat mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB). Tapi, tidak lulus. Sampai akhirnya saya memilih untuk studi di Jurusan Bahasa Inggris IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang atau UM).

Dari apa yang saya sampaikan di atas, memang bisa dilihat bahwa hidup saya banyak dihabiskan di lingkungan akademik. Saya banyak membaca.

Tapi belakangan, saya menyadari bahwa tak semua yang saya baca itu bermanfaat. Yakni, ketika saya lagi mampu menghafal surat Yasin. Padahal, dulu, semasa sekolah, saya sering mendapatkan kepercayaan untuk memimpin salat Gerhana Matahari. Dan bacaan pada rakaat pertamanya adalah surat Yasin.

Tak hanya Surat Yasin, hafalan saya pada surat dan ayat lainnya pun banyak yang hilang. Saya baru menemukan jawaban ketika mendengar ceramah Ustad Abdul Somad via YouTube. Ustad Abdul Somad menyatakan bahwa jika kita sering melakukan maksiat pada Allah, maka hati akan kotor. Dan, saat itulah hafalan surat dan ayat Alquran banyak yang hilang.

Kisah spiritual kali ini berasal dari Prof Mohammad Adnan Latief MA PhD, Guru besar Universitas Negeri Malang (UM).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News