Kisah Tuti, Penderita Kanker Stadium Empat: Wajib Mengonsumsi Morfin Sebelum Beraktivitas
Merasa tak sanggup lagi menahan sakit, Tuti lantas dirujuk ke Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Saat itu pada tahun 2014.
Di sana dia dibiopsi atau pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Hasilnya Tuti didiagnosa mengidap kanker payudara stadium dua.
"Pertama kali mendengar sakit kanker. Pikiran saya, ah, sudahlah besok pasti mati, saya terus-terusan menangis di rumah, apalagi kalau lihat anak dan suami. Jika lampu mati saya langsung takut karena merasa seperti ada di kuburan, gelap, dan sesak," kata Tuti.
Setelah divonis menderita kanker, Tuti mulai menjalani kemoterapi atau biasa disebut kemo (pengobatan untuk membunuh sel kanker).
"Pertama kali saya dikemo empat kali, lalu dioperasi. Setelah selesai, saya langsung pulang ke rumah," ujarnya.
Seharusnya, kata Tuti, seorang penderita kanker menjalani pengobatan berkala sampai 5 tahun 30 tahun baru setelah itu bisa dikatakan clear.
Akan tetapi, Tuti tak melakukan itu, alasannya logis, akomodasi penerbangan dari Tanjungpinang ke Jakarta sangat mahal. Dia tak mampu hingga akhirnya memutuskan berhenti berobat.
Namun tak disangka-sangka, pada tahun 2016 kanker di dalam tubuhnya positif tumbuh lagi, dan terpaksa dikemo kembali sebanyak sembilan kali di rumah sakit yang sama.
Tuti didiagnosa mengidap kanker payudara pada tahun 2014 dan diprediksi mampu bertahan hidup sekitar 2 tahun.
- Peragaan Busana Patterns of Hope, Sumbangkan Rp 100 Juta untuk Anak Pengidap Kanker
- Lewat #SELANGKAH 2024, SILO Dukung Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia
- Ini Rahasia Meningkatkan Imun dengan Mudah
- Bisakah Pasien Kanker Berpuasa di Bulan Ramadan, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Pangeran Harry dan Istri Doakan Kesembuhan Kate Middleton
- Soal Isu Kadar Bromat pada Le Minerale, Kemenkominfo: Hoaks