KLHK: COP26 Glasgow Menghasilkan The Glasgow Climate Pact

KLHK: COP26 Glasgow Menghasilkan The Glasgow Climate Pact
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi. Foto: KLHK

Indonesia berpandangan meskipun hasil keluaran COP26 Glasgow tidak sesempurna yang diharapkan, namun yang penting adalah semua negara pihak mempunyai kewajiban untuk mewujudkannya menjadi implementasi dan tindakan nyata dari Persetujuan Paris. Jika tidak, maka komitmen yang dibuat di Paris tidak akan tercapai.

Laksmi mengingatkan Indonesia mengajak semua pihak berjanji untuk bersama-sama melakukan tindakan berdasarkan prinsip-prinsip Konvensi serta Perjanjian Paris. Indonesia siap untuk melangkah maju melalui proses selanjutnya di bawah UNFCCC.

Seperti yang dinyatakan Presiden Republik Indonesia, Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global adalah kuncinya. Bersama-sama, kita bisa mewujudkannya,” tutur Laksmi.

Dirjen Laksmi menjelaskan pandangan Indonesia terkait dengan beberapa spesifik elemen dalam keputusan COP26 adalah sebagai berikut:

Pakta Iklim Glasgow

Setelah melalui negosiasi yang intens hingga menjelang akhir COP26, akhirnya The Glasgow Pact, yang disebut sebagai kesepakatan iklim pertama yang secara eksplisit berencana untuk mengurangi batu bara, bahan bakar fosil terburuk untuk gas rumah kaca.

Kesepakatan itu juga mendesak pengurangan emisi yang lebih mendesak dan menjanjikan lebih banyak uang untuk negara-negara berkembang - untuk membantu mereka beradaptasi dengan dampak iklim.

Namun, banyak negara pihak yang menggarisbawahi bahwa janji itu tidak cukup jauh untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius. 

Laksmi Dhewanthi menyampaikan hasil COP26 Glasgow dan juga mengingatkan tidak semua proses pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka dan inklusif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News