KLHK: Lahan Gambut dan Mangrove Memiliki Peran Penting

KLHK: Lahan Gambut dan Mangrove Memiliki Peran Penting
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhenwanthi dalam konferensi pers hasil pertemuan kedua G20 EDM-CSWG.Foto: Wenti Ayu/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membahas isu prioritas dipertemuan kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan isu prioritas itu, salah satunya mengenai lingkungan hidup.

"Pada pertemuan itu kami membahas kerusakan lahan, pengelolaan air, sampah di laut, konsumsi berkelanjutan, dan efisiensi sumber daya," ujar Sigit dalam konferensi pers hasil pertemuan kedua G20 EDM-CSWG di Jakarta, Selasa (21/6).

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga membawa misi untuk pemulihan gambut dan restorasi mangrove.

Dalam hal ini, Indonesia akan berbagi banyak mengenai upaya pemulihan gambut dan restorasi mangrove yang dimiliki.

Misalnya, terkait regulasi, keahlian teknis, dan bukti-bukti kerja di lapangan ke negara-negara terutama yang memiliki ekosistem gambut tropis.

"Ide ini disambut oleh negara-negara yang memiliki gambut, salah satunya berada di iklim dingin atau iklim yang sedang," kata Sigit.

Menurut Sigit, lahan gambut dan mangrove memiliki peran penting dalam penyerapan karbon meskipun luas wilayahnya relatif kecil, yakni tiga persen dari permukaan bumi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membahas isu prioritas dipertemuan kedua EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News