Klitih, Sejarah Premanisme di Yogyakarta & Petrus

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Klitih, Sejarah Premanisme di Yogyakarta & Petrus
Papan penunjuk arah Jalan Malioboro dan Jalan Pasar Kembang di Yogyakarta. Foto: dokumentasi JPNN.com

Di pinggangnya selalu terselip senjata kebanggaannya, yaitu sebuah trisula. Namun, di balik tampilan yang sangar itu, Blekok jago bermain gitar.

Blekok sering mengamen dan menghibur turis bule di Malioboro dengan lagu-lagu Rolling Stone. Samudi Blekok menjadi legenda Malioboro dan bule-bule menjulukinya Black Sam.

Saat operasi petrus memanas pada 1983, Blekok melarikan diri ke luar kota. Setelah menganggap situasi sudah aman, dia kembali ke Yogya dan beroperasi kembali di Malioboro.

Nahas, hanya beberapa hari beroperasi, Blekok ditemukan tewas mengenaskan di pinggir jalan di kawasan Kotagede. Wajahnya rusak.

Tim pencari fakta yang dipimpin Yosep Adi Prasetyo menemukan bukti bahwa petrus melibatkan TNI, polisi, garnisun, dan pejabat sipil. Yang menjadi korban ialah mereka yang dianggap memiliki masalah dengan hukum atau dianggap meresahkan masyarakat, seperti copet, preman, residivis, ataupun orang-orang yang memiliki ciri memiliki tato di tubuhnya.

Korban salah sasaran juga terjadi. Orang yang tidak bersentuhan dengan hukum juga menjadi korban, seperti petani, penjaga masjid, PNS.

Mereka menjadi korban hanya karena memiliki nama yang sama dengan target yang masuk daftar operasi. Daftar itu semua dipegang oleh militer.

Kekerasan petrus menjadi salah satu kejahatan paling berdarah di Indonesia. Ironisnya, paling banyak korbannya di Yogya.

Kemunculan klitih kali ini bisa jadi tidak terlalu mengagetkan bagi masyarakat Yogya yang tahu sejarah premanisme. Tentu tidak akan ada lagi operasi semacam petrus, tetapi masyarakat tetap berharap polisi bertindak cepat dan efektif.(***)


Berita Selanjutnya:
Malioboro & Baca Al-Quran

Sejarah kriminalitas jalanan di Yogya merentang cukup panjang. Operasi Petrus atau penembakan misterius juga berawal di Yogyakarta.


Redaktur : Antoni
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News