Koalisi Pertimbangkan Serbuan Darat untuk Taklukkan Kadhafi
Selasa, 22 Maret 2011 – 05:25 WIB
Gempuran beruntun pasukan koalisi juga mulai memunculkan kritik, termasuk dari kubu sendiri. Sekjen Liga Arab Amr Moussa menyayangkan tindakan koalisi yang dianggapnya kebablasan karena telah menimbulkan korban sipil.
Politikus dari Partai Republik di Amerika juga menyayangkan keputusan Presiden Barack Obama di Libya, yang dianggapnya setengah hati. Sedangkan Rusia meminta serangan udara dihentikan dulu.
Libya memang mengklaim bahwa serbuan dua hari beruntun pasukan koalisi mengakibatkan 64 warga sipil tewas dan 150 lainnya luka-luka. Namun, belum ada konfirmasi dari pihak independen mengenai jumlah korban tersebut. Memang terlihat prosesi penguburan di sejumlah tempat di Tripoli. Tetapi, belum jelas, apa benar mereka yang dimakamkan itu korban serangan koalisi.
Moussa pun mulai melembek setelah bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon dan ditelepon Hague. "Kami tetap mendukung ditegakkannya resolusi PBB di Libya. Termasuk, aturan zona larangan terbang. Namun, keselamatan warga sipil harus tetap menjadi prioritas utama," katanya.
Inggris dan Amerika juga kencang membantah kabar tentang adanya korban sipil akibat serangan koalisi. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Inggris Mayor Jenderal John Lorimer mengatakan, salah satu misi jet tempur Tornado di atas langit Libya bahkan sampai harus dibatalkan.
TRIPOLI - Pasukan koalisi, sepertinya, mulai menyadari bahwa Muammar Kadhafi hampir tidak mungkin bisa ditaklukkan hanya lewat serangan udara. Karena
BERITA TERKAIT
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas