Kok Bisa Nama Warga yang Sudah Meninggal Masih Tercatat Terima Bansos?

Kok Bisa Nama Warga yang Sudah Meninggal Masih Tercatat Terima Bansos?
Rembug Desa Gubernur Ganjar Pranowo dengan para kades dari Klaten. Foto: IG @ganjarpranowo

"Ada ssekitar 9-10 kepala keluarga yang sudah meninggal, tapi dapat bantuan. Kami kembalikan bantuannya, karena tidak tepat sasaran. Kami heran Pak, padahal dulu sudah diverifikasi, kok munculnya tetap sama. Apa mungkin pakai data lama ya pak," katanya.

Selain Yogi, sejumlah kades lain di Boyolali juga menyampaikan hal yang sama misalnya Kades Banyuanyar, Komarudin.

Kepada Ganjar, pihaknya meminta agar ada pembenahan data bansos, karena apa yang diusulkan dari desa beda dengan data pusat.

"Untungnya kami sejak 2017 lalu ada musyawarah desa yang khusus membahas kemiskinan. Jadi masalah-masalah yang seperti ini, bisa diatasi," kata Komarudin.

"Di desa kami ada 38 warga yang dapat bansos dobel pak. Itu kami alihkan ke warga yang lain tidak bisa. Bagaimana pak, supaya bisa langsung kami alihkan. Soalnya masyarakat banyak yang butuh," kata Kades Senden, Sularsih.

Ganjar pun langsung menjawab bahwa perbaikan data terus dilakukan. Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kemensos terkait hal itu.

"Tapi ndak bisa langsung dialihkan ke warga lain. Harus dikembalikan dulu, karena itu ada prosesnya. Mengelola keuangan negara kan tidak sembarangan," jawabnya.

Dari acara Rembug Desa itu, Ganjar mengatakan masalah yang dialami kades-kades di Jateng relatif sama. Soal penanganan Covid-19, Ganjar tidak khawatir karena semua desa sudah berjalan dengan baik.

Para kepala desa mempertanyakan pemerintah pusat yang masih memasukkan nama warga yang sudah meninggal ke daftar penerima bansos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News