Kolaborasi Pemangku Kepentingan Bisa Atasi Misinformasi tentang Produk Tembakau Alternatif

Kolaborasi Pemangku Kepentingan Bisa Atasi Misinformasi tentang Produk Tembakau Alternatif
Ilustrasi rokok elektrik. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Profesor Kholil, menuturkan masyarakat perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan, serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok.

Menurut Kholil dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa.

“Hasil penelitian kami pada 2021 menunjukkan bahwa konten narasi yang bersifat umum tidak efektif untuk menurunkan bahaya rokok,” ujar Kholil, Rabu (23/11).

USAHID telah melakukan kajian terhadap 930 responden yang melibatkan sejumlah akademisi, dokter, tenaga kesehatan, perokok, dan pengguna produk tembakau alternatif.

Dalam kajian yang dilakukan tahun lalu, mereka merekomendasikan adanya pembedaan konten narasi tentang bahaya merokok pada segmen berusia di bawah 25 tahun dan yang di atas 25 tahun.

Untuk segmen yang berusia di bawah 25 tahun, komunikator yang bisa dimaksimalkan untuk menyampaikan tentang bahaya merokok dan potensi dari produk tembakau alternatif adalah keluarga dan tokoh masyarakat.

Adapun pada segmen di atas 25 tahun, komunikator yang ideal adalah para ahli kesehatan, dokter, dan publik figur.

Menurut Kholil, strategi komunikasi ini perlu dilakukan secara berbeda sesuai dengan latar belakang masyarakat untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.

Dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News