Komnas Pengendalian Tembakau: Harga Rokok yang Makin Murah Justru Meracuni Rakyat
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Hasbullah Thabrany menyampaikan keprihatinannya atas pengendalian tembakau yang masih belum maksimal.
Menurut Hasbullah selama satu tahun pandemi COVID-19, belum terlihat penguatan pengendalian rokok.
Oleh karena itu, lewat diskusi Setahun Pandemi: Cegah Regulasi yang Memperlambat Pemulihan COVID-19 secara virtual, dia mengajak konsumen lebih cerdas agar tidak membelanjakan uangnya untuk produk yang desktruktif, seperti rokok.
Hasbullah menyoroti pengendalian tembakau juga sulit terjadi karena adanya pelanggaran harga dalam penjualan rokok di pasar sehingga masyarakat makin mudah membeli rokok.
Dia berharap pemerintah daerah bertindak tegas soal pelanggaran harga.
“Harusnya pemda-pemda ikut melindungi rakyatnya bahwa harga rokok yang makin murah justru meracuni rakyat di daerahnya dan meningkatkan risiko sakit masa depan, jangan pula pemda membiarkan perusahaan atau pedagang memberikan kemudahan,” kata Hasbullah.
Terpisah, Rama Prima Syahti Fauzi Analis Kebijakan Madya Kedeputian Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK mengatakan. bila pengendalian konsumsi tembakau diabaikan, perokok anak dapat mencapai 30 persen.
Sebab, harga rokok yang tetap terjangkau atau murah menyebabkan pengendalian konsumsi jadi tidak optimal.
Dampak tidak sesuainya HTP ini menyebabkan harga rokok tetap terjangkau dan pengendalian konsumsi tidak optimal.
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- HKN 2024, Pakta Konsumen Dorong Masyarakat dapat Edukasi Risiko Produk
- Enggak Boleh Utang Rokok, Pria di Jakbar Bakar Warung
- Bea Cukai Koordinasi dengan Pemda Upayakan Dampak Dana Bagi Hasil CHT Lebih Terukur
- Bea Cukai Purwokerto Dorong Pengembangan Industri Hasil Tembakau di Purbalingga
- Bea Cukai Yogyakarta Sosialisasikan Ketentuan Cukai untuk Rokok dan Minuman Berpemanis