Kondisi Perbudakan Dialami Pekerja Asing di Perkebunan Australia

Para pekerja itu datang ke Australia dengan visa jenis 417, yaitu working holiday visa, yang tadinya ditujukan untuk program pertukaran budaya.
Pemegang visa jenis ini bisa melakukan perjalanan dan bekerja di satu lokai di Australia selama enam bulan.
Jenis pekerjaan yang banyak digeluti pemegang visa jenis ini adalah memetik buah dan sayur di perkebunan, serta bekerja di pabrik pengolahan daging dan telur ayam.
Pekerja pemetik buah di perkebunan di Australia diperlakukan nyaris seperti budak. (Foto: ABC)
Dilaporkan, petani yang membayar pekerja perkebunannya menurut standar UMR mendapatkan persaingan ketat dari perkebunan yang membayar pekerjanya secara murah tersebut.
Jaringan supermaket lebih memilih pasokan sayur dan buah yang lebih murah, namun tidak diungkapkan apakah jaringan supermaket tersebut tahu kondisi yang dialami pekerja di perkebunan.
Salah satu pemasok terbesar kentang di Australia, SA Potatoes, mengakui kehilangan kontrak dengan dengan dua jaringan supermaket besar, yang lebih memilih pasokan kentang dari perkebunan yang pekerjanya diperlakukan buruk.
Pakar hukum imigrasi Dr Joanna Howe dari University of Adelaide mengatakan, pemerintah menutup mata terhadap kondisi ini, padahal sebenarnya tahu terjadinya eksploitasi pekerja asing tersebut
Para pekerja asing asal Asia dan Eropa mengalami kondisi yang nyaris menyerupai perbudakan di sejumlah perkebunan di Australia. Bahkan ada pekerja
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya