Konsep Hankam Jokowi Dinilai Lemah

Konsep Hankam Jokowi Dinilai Lemah
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), di Minahasa Utara, Minggu (31/3). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi politik, Kusfiardi menyoroti lemahnya konsep dan pandangan Joko Widodo alias Jokowi mengenai hankam. Hal itu terlihat dalam debat pilpres keempat pada Sabtu (30/3) kemarin.

Menurut Kusfiardi, petahana semestinya memiliki visi dan pandangan yang matang soal Hankam. Namun, saat capres 02 Prabowo Subianto bertanya tentang alokasi anggaran pertahanan yang relatif kecil, Jokowi malah menjawab bahwa hal itu bisa diatasi dengan membangun investasi di bidang alutsista.

“Jawaban Jokowi itu menunjukkan bahwa alokasi anggaran pertahanan tidak masuk dalam prioritas, kemudian menggunakan pendekatan investasi untuk pertahanan dan keamanan juga kurang tepat,” kata Kusfiardi di Jakarta, Senin (1/3).

Kuasfiardi menjelaskan, pendekatan investasi untuk pertahanan nasional memiliki bias korporasi. Karena investasi lebih dominan pertimbangan untung rugi yang lazim berlaku dalam dunia bisnis.Sementara pertahanan, menurut Kusfiardi menjadi aspek penting dan vital bagi sebuah negara.

Untuk itu, menurut dia, tantangan kebijakan pertahanan nasional kedepan membutuhkan keberpihakan, sinergi dan kolaborasi untuk bisa benar-benar mewujudkan pertahanan yang melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. “Nampaknya itu semua tidak dimiliki petahana,” pungkas dia. (dil/jpnn)


Pengamat ekonomi politik, Kusfiardi menyoroti lemahnya konsep dan pandangan Joko Widodo alias Jokowi mengenai hankam.


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News