Konsumsi Minyak Tertekan

Konsumsi Minyak Tertekan
Konsumsi Minyak Tertekan
JAKARTA - Ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis finansial di AS mengakibatkan turunnya harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP). Setelah sekian lama bertengger di atas level USD 100 per barel, ICP periode September tertekan hingga ke angka USD 99,06 per barel.

Demikian analisis Tim Harga Minyak Ditjen Migas Departemen ESDM. ICP September tersebut berarti turun 14 persen atau USD 16,5 dari ICP Agustus yang masih berada di level USD 115,5 per barel. ''Perlambatan ekonomi akan berimbas pada penurunan konsumsi minyak,'' kata Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo melalui situs resmi Ditjen Migas kemarin (6/10).

Menurut analisis Tim Harga Minyak Ditjen Migas ESDM, turunnya konsumsi minyak sudah terjadi di AS yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Berdasar data Tim Harga, saat ini tingkat konsumsi minyak AS mencapai tingkat terendah dalam 5 tahun terakhir. Selain itu, tingkat pengolahan kilang minyak di AS dalam bulan September juga hanya mencapai 66,7 persen dari kapasitas total.

Selain itu, dampak badai Ike terhadap fasilitas produksi migas di Teluk Meksiko dan kilang-kilang di kawasan Gulf Coast yang sebelumnya diperkirakan bakal berdampak parah pada kegiatan produksi migas, ternyata tidak mengakibatkan kerusakan signifikan. Selain itu, produksi minyak negara-negara eksporter minyak (OPEC) berada pada level di atas kuota produksi yang telah ditetapkan sebesar 29,67 juta barel per hari.

JAKARTA - Ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis finansial di AS mengakibatkan turunnya harga minyak mentah Indonesia (Indonesian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News