Kontroversi Tes Bahasa Syarat Jadi WN Australia

Kontroversi Tes Bahasa Syarat Jadi WN Australia
Kontroversi Tes Bahasa Syarat Jadi WN Australia

Berdasarkan Sistem Pengetesan Bahasa Inggris Internasional (IELTS), tingkat "sederhana" yang sekarang diwajibkan oleh RUU Kewarganegaraan Australia menyebut imigran baru sebagai seseorang yang "dapat berkomunikasi dalam banyak situasi tapi mungkin kesulitan untuk berbicara di lingkungan akademis".
Tony Burke meyakini bahwa tingkat yang ditetapkan ini masih "jauh melampaui bahasa Inggris percakapan".
Selain mengurangi persyaratan bahasa Inggris, Pemerintah Federal Australia juga telah menggeser tanggal mulai berlakunya kebijakan ini ke 1 Juli 2018. Itu berarti orang-orang yang mengajukan kewarganegaraan setelah 20 April akan diproses berdasarkan ketentuan tes yang berlaku saat ini.
Menteri Peter Dutton tidak bersedia mengatakan kapan kebijakan uji kewarganegaraan yang sudah direvisi ini akan diajukan ke Parlemen, namun dia yakin dia bisa mendapatkan dukungan dari para anggota Parlemen.

"Jadi kami akan bernegosiasi dengan masing-masing pihak, tapi mengingat bahwa hanya beberapa tahun lalu Tony Burke mengatakan,dia percaya bahwa memiliki tes bahasa Inggris sebagai bagian dari tes kewarganegaraan adalah hal yang pantas, pastilah Partai Buruh sendiri perlu menjawab pertanyaan ini, 'mengapa mereka tidak mendukung apa yang tengah dilakukan oleh pemerintah?', " katanya.
Tony Burke menolak anggapan jika partainya "bermain politik".
"Jika ada masalah lain yang mereka ingin menjadi perhatian kami, kami akan melihat masalah itu dengan semangat baru terhadap undang-undang yang baru, namun kami yakin tingkat ujian bahasa Inggris dengan tingkat percakapan yang saat ini berlaku adalah sesuatu yang tepat," katanya.
Tim Nick Xenophon telah menentang usulan awalnya, namun Senator Xenophon mengatakan bahwa rekan-rekannya akan melihat perubahan tersebut terlebih dahulu.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News